
Tentu ada banyak cara untuk menunjukkan solidaritas kita pada Palestina. Entah dengan memilih memboikot produk-produk pro Israel dan mendukung produk-produk pro Palestina. Mungkin dengan mengirim bantuan lewat lembaga-lembaga kemanusiaan. Ataukah dengan membuat karya kesenian berupa lagu-lagu yang menyuarakan derita Palestina seraya mengajak sebanyak mungkin orang untuk membantu saudara-saudari kita yang masih terus bertahan di front terdepan dalam ikhtiar menjaga Al Aqsha.
Isu Palestina sudah menjadi salah satu topik penting di kancah politik internasional selama beberapa dekade, namun dalam konteks Indonesia, terutama dalam dunia seni, literasi mengenai konflik ini masih terbilang minim. Para seniman, yang biasanya memiliki peran strategis dalam membentuk opini publik, berpotensi besar untuk mengangkat isu ini melalui karya-karya mereka. Sebab kesenian memiliki kemampuan luar biasa untuk meruntuhkan batas-batas pemahaman, membawa penonton untuk melihat suatu isu dari sudut pandang yang berbeda dan lebih manusiawi.
Di sisi lain, literasi yang lebih baik tentang Palestina dalam dunia seni bisa mengarah pada penciptaan karya yang lebih autentik dan bermakna. Seniman bisa mengeksplorasi beragam narasi—baik itu dari sudut pandang warga Palestina yang tertindas, maupun dari perspektif sejarah yang lebih luas mengenai akar permasalahan. Dalam karya seni, seperti lukisan, musik, teater, dan film, isu Palestina dapat diangkat dengan cara yang menyentuh hati, membuka mata, dan memberi kesadaran baru tentang pentingnya solidaritas antar sesama umat manusia. Sayangnya, kegiatan-kegiatan soal Palestina pun belum banyak menjamah para seniman-seniman di luar gerakan Islam. Padahal banyak dari mereka yang ingin tahu soal Palestina. Dalam konteks ini, kita perlu pendekatan yang lebih beragam dalam menjelaskan masalah Palestina.
Judul : Wayang Kaleng Gaza
Penulis : Azwar Tahir
Editor : S. Gegge Mappangewa
Desain Sampul : Usamah Abdurrahman
ISBN : 978-623-88887-4-0