Katalog
Menggenggam Doa dan Amanah
Penulis : Tim Guru Kreatif SIT Al-Ashri Makassar
Editor : S. Gegge Mappangewa
Desain Sampul : Andi Ashari Saputra
Ibu, aku bukan PNS, tapi hatiku sudah tenang bekerja di sini. Belajar dan berjuang bersama teman-temanku, mencari jalan ke surga-Nya. (Ibu, Aku Bukan PNS. Harianti Tahera)
Bayangan wajah murid-murid kecilku yang sesaat lalu berkelebat di benakku, satu per satu kembali melintas lalu kemudian menghilang. (Menggenggam Rindu. Hj. Nurhasanah)
Rahmat adalah anak pendiam. Kalau diajak bicara, dijawab seperlunya saja. Dalam belajar Rahmat termasuk anak yang low. Mulai dari membaca, menulis, berhitung, dan menghafal semuanya lambat. (Antara Doa dan Usaha. Nuraeni.)
Sejenak kelas menjadi hening. Mereka mendengar aku yang sedang berbicara. Aku memulai menceritakan perbuatan mereka yang membuat panitia ujian kesal kepada mereka. Satu per satu siswa mengakui perbuatannya dan siap untuk bertanggung jawab. (Pernak-Pernik Kelas Bukhari. Hasir)
Saya diarahkan menuju ke sebuah ruangan untuk melakukan tes wawancara pertama, tes wawasan keislaman. Di sinilah jantungku berdetak hebat. Saya sadar diri, kalau wawasan saya tentang Islam sangat minim. Saya tiba-tiba berpasrah diri. Berpasrah pada takdir. (Inilah Jalanku. Abdul Wahid)
Depan pintu yang telah tertutup rapat saya hanya bisa menunggu dan berdoa dalam diam. Mataku menyapu ke sekitar, ternyata semua guru pendamping melakukan hal yang sama denganku. Khusyuk dalam doa. Waktu terasa begitu lambat bergulir. “Ya Allah berikan kemudahan dan kelancaran.” (Melangkah dengan Amanah. Arianti Arief)
Hujan Ini Turun Untukmu
Penulis : Andi Nurul Aliyah Haris, dkk.
Editor : Muhammad Musmulyadi
Desain Sampul : Andi Ashari Saputra
Rotterdam terpaku. Kapan berangkat? Sebagai seorang atlet, dirinya dan Akkarena tentu banyak mendengar pertanyaan tersebut selain dari pertanyaan ‘juara berapa?’ sepulang dari berlomba. (Hujan Ini Turun Untukmu, Andi Nurul Aliyah Haris)
Raut wajah Karina seolah mengisyaratkan kekhawatiran, ia terlihat turut prihatin melihat kondisi sahabatnya. Tatapannya kemudian tertuju kepada pergelangan tangan Iris yang terlihat terbalut perban. (Tak Pernah Sendiri, Alwa Abidah Muzakkira)
Hitungannya terus berlanjut hingga ia menyadari kalau tanah tempat kakinya berpijak telah bergetar sepersekian detik yang lalu. Jantungnya berdegup kencang, membuat Algi kalut. Dia terjatuh di antara gemuruh suara bangunan yang runtuh, pendengarannya tak lepas dari seruan takbir orang-orang saat itu. (Last Games, Muhammad Rezky Syam)
“Hawa-hawa antagonis gitu, ya.”
Entah apa yang mendorongku untuk berasumsi seperti itu. Namun jika boleh jujur, tatapannya memang tampak mengintimidasi dan memberiku kesan yang kurang mengenakkan. (Kue Tiramisu di Penghujung Hari, Fathika Raihani Tawali)
Aku juga akan mulai sedikit terbuka dengan orang-orang, entah itu mau mendengarkan ceritaku, atau tidak, yang penting aku tidak memendam itu lagi sendiri, aku juga harus menghilangkan stres ini, tapi tugas sekolah yang ada di depanku ini sebenarnya penyebab rambutku rontok. (Cokelat dan Stroberi, Aliyah Salsabila Rauf)
Asmaraloka Sastra
Penulis : Mardiah, dkk.
Editor : Indri Prayanti Taiyeb, M.Pd.
Desain Sampul : Andi Ashari Saputra
Puluhan puisi manis khas remaja, tergores indah di antologi puisi SMAN 1 Maros ini. Sedih, rindu, mimpi, dan segala kisah yang sering mewarnai masa remaja, hadir menjadi puisi yang tersuguh manis di buku ini.
Kolase Pelangi Tanpa Warna
Penulis : Siswa-Siswi SMP Plus Al-Ashri
Editor : Rahmawati, S.Pd.
Desain Sampul : Andi Ashari Saputra
Namun, bukan Isaac namanya kalau tidak suka mengulur waktu. Dengan suasana hati yang lumayan baik, Isaac meraih buku berwarna biru navy di antara jajaran buku sekolahnya. Isaac membuka halaman kosong dan menggoreskan pensilnya di atas sana sehingga menjadi sebuah lukisan yang indah meski tanpa warna. Isaac menggambar sebuah taman sederhana dengan ayunan dan seluncuran. Entahlah, menurut Isaac malam ini rasanya sangat pas untuk bernostalgia dengan masa kecilnya yang penuh euforia. (Lukisan Tanpa Warna, Syifa Nurrezky Syam)
Sesampai di dapur, segera kuambil air minum segelas dan bergegas kembali ke kamar. Namun, kuurungkan niatku. Entah mengapa langkah kakiku tiba-tiba terhenti seperti ada yang menarik perhatianku. Ada hal aneh yang kulihat berada di ruang tamu, sosok bayangan hitam yang kulihat remang-remang. Sosok itu terlihat seperti sedang duduk di sofa ruang tamu. Kupeluk tubuhku sendiri. Merinding terasa tengkukku. (Sang Penelusur, Favian Anaga Abiyyudin)
Lail menarik kopernya menuju gate tiga. Nyaris saja dia terlambat. Pagi ini, pukul 07.00 ia akan terbang kembali ke negara tempat kelahirannya. Kaz sudah menunggu di seberang samudra sana. (Kolase Tentang Monas, Nafeeza Mufidah M.)
Cahaya mulai pudar, tornado mereda, portal telah tertutup. Beberapa daerah yang terkena serangan tadi, kini pulih seperti semula. Tidak ada kehancuran bangunan, ataupun penduduk, seperti hal itu tak pernah terjadi. Warna-warna yang telah kehilangan energinya, kini kembali memiliki warna. Ratu Keli juga ikut menghilang layaknya angin tornado dan portal raksasanya dan kini hanya menyisakan gelang berlian pelangi serta mahkota kuning emasnya yang menawan. (Berlian Pelangi, Ariqah Tazkiah Muthalib)
Sejak saat itulah Acip sudah kehilangan kesadarannya akibat depresi. Tak jarang ia mengamuk dan melucuti pakaiannya sendiri. Lama-kelamaan tak ada lagi warga yang peduli. Hingga suatu hari Kakek memberikan sepasang baju safari terbaik miliknya. Tak disangka Acip begitu gembira dan langsung mengenakannya padahal selama ini ia sering berkeliaran hanya dengan kolor, tak ada satupun warga yang bisa membujuknya memakai pakaian. (Nasibmu Oh, Nasip, Nindya Qanita)
Sejarah Carawali
Dari Akkarungeng Menjadi Desa
Penulis : Drs. Sukardi Majah, M.Si.
Editor : S. Gegge Mappangewa
Desain Sampul : Andi Ashari Saputra
Carawali, berasal dan bermula saat pembagian wilayah oleh Addatuang Sidenreng bersama Arung Carawali, dengan berpatokan pada aliran air hujan di gunung sekitar Bukkere yang selama ini disebut “Carik TelluE” . Air yang mengalir ke arah Barru berarti itu menjadi wilayah Barru. Begitu juga ke Soppeng, berarti wilayah Soppeng. Selain itu jawaban pertanyaan Arung Carawali kepada Addatuang, kata Addatuang itu untuk Carawali Sidenreng. Seiring perkembangan, Carawali kemudian berubah menjadi sebuah nama desa, yakni Corawali.
Buku ini memuat A – Z tentang Corawali. Tak hanya sejarah tetapi juga perkembangan terkini dari desa yang terletak di Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Cupiderman 4G (Ketek Uap)
Penulis : S. Gegge Mappangewa
Editor : Nuvida RAF
Desain Sampul : Awaliyah Mudhaffarah
Novel remaja ini bisa membuatmu kehilangan kantuk bahkan kehilangan kewarasan karena tertawa sendiri saat membacanya. Tokoh Ukul yang cakepnya full tapi punya bau badan yang selalu mengepul. Dekat-dekat dengannya, paru-paru rusak taruhannya. Perjuangan Ucup untuk menghilaangkan bau badan Ukul ternyata memakan korban. Cenrani masuk rumah sakit, Kitto bahkan meninggal. Selain joke-joke segar yang lucunya oke punya, kamu juga bakalan menemukan hikmah yang luar biasa dari pengorbanan Ucup untuk sahabatnya.
Surga Berintan Putih
Penulis : S. Gegge Mappangewa
Editor : Nuvida RAF
Desain Sampul : Awaliyah Mudhaffarah
Petaka itu datang petang. Gempa, tsunami, dan likuefaksi seperti raksasa murka yang datang meremukkan Kota Palu. Ketika Mahlil mendapaatkan dirinya selamat, ternyata perempuan yang dataang menolongnya, membawanya ke gulungan masa lalu yang kelam saat masih bersama Adnin.
Adnin tak pernah pergi. Dia ada di Balaroa dan Petobo, di antara gulungan likuefaksi. Di ada di Talise, di antara amukan tsunami. Dia bahkan taak pernah meninggalkan rumah panggungnya. Dalam gukungan kelam masa lalu, Mahlil dihaantui sesal. Andai dulu aku tak pernah meninggaalkan Adnin.
Hampir Malam di Jogja
Penulis : S. Gegge Mappangewa
Editor : Sabir
Desain Sampul : Awaliyah Mudhaffarah
12 cerpen apik tersuguh manis di kumpulan cerpen karya S. Gegge Mappangewa ini. Ketiga belas cerpen itu adalaah cerpen yang pernah mendapatkan penghargaan di Lomba Menulis Tingkat Nasional, seperti: Kompetisi Tulis Nusantara, (Kemenparekraf 2013), Lomba Cerita Rakyat (Kemdikbud, 2015), Lomba Cerpen Majalah Annida, (Annida 2008), dan beberapa lomba lainnya. Cerpen lainnya juga adalah cerpen istimewa karena pernah termuat di media nasional seperti Femina, Ummi, Majas, dll.
Bismillah Otewe Hijrah
Penulis : Abdullah Hulalata
Editor : Nuvida RAF
Desain Sampul : Andi Ashari Saputra
Buku nonfiksi yang ringan meskipun dengan bahasan yang berat tentang hijrah. Penulis sangat piawai memilih diksi yang sesuai dengan remaja sebagai target pembacanya.
Hijrah bukan perjalanan rihlah yang mengasyikkan meski para muhajirin mengaku hidupnya berubah indah setelah memilih hijrah. Perjalanan hijrah tak lantas lancar hanya dengan membaca bismillah lalu melangkah. Bukan tak mungkin, jalan hijrah ternyata berduri, tetapi tetap harus disusuri. Bukan tak mungkin, aral melintang dari kiri dan kanan, tetapi langkah tak boleh balik kanan.
Pertemuan dalam Stoples
Penulis : Jafar Lantowa, dkk.
Editor : Sabir
Desain Sampul : Awaliyah Mudhaffarah
Puluhan cerita mini dalam antologi ini memotret berbagai kisah yang berserakan di sekitar. Disajikan dengan ‘topping’ bertabur hikmah bawah salah satu cara jujur untuk bersyukur adalah dengan menyadari bahwa setiap hati pernah mengalami musim gugur. Hanya beberapa orang yang mencoba berbohong dengan tetap tersenyum di antara kisah ketidakmujurannya.
Learn From Netherlands (Perspektif Baru dan Inspirasi- Inspirasi dari Negeri Kincir Angin)
Penulis : Riswan Abu Sultan
Editor : Sabir
Desain Sampul : Andi Ashari Saputra
Penjajah, LGBT, ganja, seks museum, seolah selalu hadir menyertai pikiran ketika mendengar nama Belanda. Namun, jika kita lebih bijak lagi melihat Belanda, maka terlalu banyak pandangan sempit selama ini. Penulis mencoba meluruskan dan meraciknya menjadi perspektif baru.
Sebuah buku inspiratif, disampaikan dengan segenap kepiawaian Riswan Abu Sultan dalam menghadirkan tulisan yang berbobot sekaligus menghibur.
Kopi, Matano, dan PKS
Penulis : Azwar Tahir
Editor : Sabir
Desain Sampul : Fatmawati
Kopi adalah simbolisasi rekan petualangan. Minda manusia, seperti fisiknya, terus bertualang. Selalu ada yang bisa dipelajari di bumi manapun kaki menapak. Hikmah bertebaran dari The Mining Town, Sorowako, hingga ibukota Turki, Ankara.
Matano mewakili kedalaman. Menyelami lebih dalaam tiap makna di balik cerita demi cerita di luar sana semoga memanjanglebarkan cakrawala. Sementara PKS, merupakan rumah bagi banyak putra-putri bangsa untuk meresap-resapi kedua filosofi tersebut. Ia adalah sekolah tempat berbenah sekaligus posko buat tambah-tambah bekal sebelum berpulang.
Kisah Indah di Kelas Rendah
Penulis : Nardawati dkk.
Editor : Yusmira
Desain Sampul : Fatmawati
Di kelas rendah SD, huruf baru diperkenalkan, lalu suku kata, kata, kalimat, hingga kemudian lancar membaca. Belum lagi cara memegang pensil, menarik garis, lalu menulis huruf hingga kalimat.
Berbagai metode dicoba, berbagai media dibuat, agar peserta didik bisa lancar membaca. Metode bernyanyi, bermain, tambahan pelajaran usai jam sekolah, hingga mendatangi rumah peserta didik. Kartu kata, buku bergambar, hingga lempung terigu, dan banyak lagi alat yang dipakai, asalkan peserta didik bisa lancar membaca.
Nggak hanya itu, para guru kelas rendah pun mengajak siswa berliterasi dengan membuat pojok baca, pohon literasi, zona baca, program bercerita, dan banyak lagi.
Bagaimana keseruan para guru kelas rendah menghadapi siswanya yang berbagai macam karakter? Di buku ini ada isak tangis, juga gelak tawa siswa. Ada pengorbanan, juga perjuangan guru kelas rendah. Semua dikemas dalam kisah seru yang akan membuat pembaca terjaga bahwa di balik kesuksesan para siswa yang dikalungkan medali olimpiade dan lomba tingkat internasional sekalipun, itu berawal dari perjuangan guru kelas rendah yang memperkenalkannya huruf dan garis saat siswa tersebut baru masuk SD.
Memburu Gurilla (Sebuah Novel)
Penulis : Baharuddin Iskandar
Editor : Sabir
Desain Sampul : Fatmawati
Aku awalnya menolak, ragu. Namun, melihat Anregutta mengutusku ke Kampung Sora untuk menyiarkan syariat maka mengapa harus ragu. Syariat bisa berjalan jikalau diatur oleh negara. Akhirnya aku setuju, aku setuju. Keyakinanku, negara syariat yang berdiri akan bisa mengawal syariat-syariat dari pelajaran-pelajaran yang kuajarkan. Setelah aku sampaikan itu, aku kemudian diberikan bedil. Aku dilatih untuk mengangkat dan menembakkan bedil itu. Aku dilatih teknik mamanca yang pernah kugeluti di waktu muda dulu.
Dulu sekali. Teknik yang kulupakan saat masuk belajar dengan Anregurutta. Teknik bela diri untuk melumpuhkan lawan ketika berhadapan satu hingga tiga orang. Pertarungan tangan kosong dengan gerakan-gerakan kelihatan lambat tapi mencari titik lemah lawan untuk dilumpuhkan. Teknik itu sempat kuberikan kepada Tiro dan teman-temannya. Walau teknik itu belum begitu dikuasai Tiro dan teman-temannya hingga Kampung Sora tiba-tiba diserang batalion.
Cinderella Complex & Masyarakat Antroposentris (Kumpulan Esai Forum Lingkar Pena Cabang Makassar)
Penulis : Muhammad Musmulyadi
Editor : Hasnan Sutadi
Desain Sampul : Karmila
Sebagai organisasi penulis, FLP selalu hadir memberi fasilitas anggotanya untuk berkarya, termasuk penulis-penulis yang terhimpun dalam kumpulan esai ini. Penulis-penulis muda di tulisan ini menyuarakan idenya masing-masing, berdasarkan minat dan kelimuan mereka. Jadinya, buku ini adalaah kumpulan ide segar dari penulis muda FLP Cabang Makassar.
Mimpi-Mimpi Mirai
Penulis : Dinda Briliany Rahman
Editor : Sabir
Desain Sampul : Fatmawati
Dunda Briliany Rahman masih SMA ketika menulis nover bertema toleransi ini. Bahasanya yang sederhana tapi tetap apik, ibarat bunga yang ditata rapi, sehingga sangat menggoda untuk menyelesaikannya, bahkan dengan sekali duduk. Toleransi beragama, kearifan lokal, menjadi tema yang sangat ringan setelah ditangani oleh penulis muda yang sekarang sudah menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim.
Against Myself (Antologi Cerpen SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar)
Penulis : Fathika Raihani Tawali, dkk.
Editor : Nurjannah Azzahra, Sabir
Desain Sampul : Fatmawati
22 cerpen siswa dan kepala sekolahnya ini, membuktikan bahwa menerbitkan buku bukaanlah hal sulit untuk siswa. Diksi dan teknik bercerita para penulis muda di buku ini, sangat segar untuk dinikmati, tanpa membuat kening berkerut. Cara bertuturnya ala remaja, juga menjadi magnet dengan daya tarik cerpen di buku ini.
Suara Langit (Antologi Cerpen SMP Plus Al-Ashri Makassar)
Penulis : Andi Nurul Aliyah Haris, dkk.
Editor : Nurjannah Azzahra, Sabir
Desain Sampul : Fatmawati
Antologi cerpen karya siswa-siswi SMP Plus Al-Ashri ini mengangkat tema beragam tetapi dengan gaya yang sama, gaya remaja. Gaya bertuturnya yang khas remaja, membuktikan bahwa mereka bisa mengekspresikan diri dengan menulisnya dalam bentuk cerpen. Ada cerita manis yang membuatmu tersenyum, juga cerita pahit yang membuat kita semakin tersadar bahwa dunia fiksi dengan segala konfliknya, tak jauh beda dengan kehidupan nyata dengan segala problemanya.